Minggu, 10 November 2013

Doa Resepsi Syukur Atas Sakramen Perkawinan

Doa makan saat Resepsi Pernikahan

Bapa, Allah Tuhan kami yang bertahkta dalam kerajaan Sorga, puji syukur kami panjatkan kehadiratMu karena berkat karunia Mu  Engkau telah memperkenankan kepada kami utk dapat berkumpul, berbahagia bersama  serta memujiMu karena Engkau telah persatukan  saudara/I kami ..... dengan ..... dalam ikatan perkawinan melalui gereja Katholik yang kudus .

Bapa, berilah mereka ikatan sejati pernikahan utk dapat mengarungi Bahtera kehidupan berumah tangga hingga akhir nanti. Jadikan keluarga baru ini garam dan terang dalam masyarakat dimana mereka tinggal. Beri mereka keturunan yang dapat membangun nama baik bagi keluarga mereka kelak. 


Bapa menyadari akan kelemahan kami selaku manusia , kami mohon kepada-Mu, pertolongan dan bimbingan melalui FirmanMu yang hidup Tuhan kami Yesus Kristus, jauhkanlah kiranya kedua sejoli ini dari badai yang berat, ingatlah selalu mereka. 

Santa Maria , bunda Gereja ,bunda kami dan penolong abadi berikanlah selalu doa restumu atas keluarga baru ini.

Bapa melalui perantaraan keluarga besar .......... ,Engkau telah menghidangkan jamuan santap siang bagi kami . Berkatilah  makanan ini melalui tanganMu yang kudus .  Sehingga mampu menjadi sumber penawar segala racun dalam tubuh kami penyembuh segala penyakit yang ada dan juga sebagai sumber tenaga, kekuatan bagi kami dalam melayani  sesama dan memuliakan nama-Mu .

Bapa kirimkanlah roh kehidupan dalam diri kami, agar kami pun taklupa dengan sesama kami yang berkekurangan. Beri kami pelajaran dan bimbingan agar kami dapat membagikan dengan sukarela kepada mereka yang tidak sempat menikmati apa yang bisa kami nikmati kali ini .


Doa dan permohonan ini kami penjatkan kehadirat_MU melalui perantaraan Kristus Tuhan dan Allah kami yang meraja kini dan sepanjang segala masa. Amin     lanjut Bapa kami. Sesuaikan keadaan

“Penyaluran Berkat”

Yohanes 2, 1-12
“Penyaluran Berkat”
  Peristiwa pesta Kana menjadi cerita favorit bagi banyak kalangan, karena di sana terjadi mujizat, terjadi sebuah peristiwa yang tidak biasa, air menjadi anggur, dan pengharapan kehidupan Rumah tangga yang langgeng, karena Tuhan ambil bagian dalam kekurangan mereka yang disempurnakan, ke Tuhan an Yesus dinyatakan, kepedulian Maria terhadap sesama diperagakan.
Bagi orang Yahudi kekerabatan sangat dipegang teguh. Ketika ada perkawinan dari sanak keluarga maka Maria diundang ke pesta itu, termasuk juga Yesus ‘Putra’ Maria. Yesus pergi diikuti murid-muridNya, ikut menghadiri sebuah perkawinan untuk menunjukkan bahwa Yesus sebagai suku Yahudi ikut serta dalam perayaan pesta perkawinan dari kerabat, sekaligus, menunjukkan perlunya memupuk hubungan kekerabatan.
  Anggur merupakan sajian penting dalam perkawinan Yahudi, namun dalam peristiwa perkawinan Kana, justru sajian pokok kurang. Hal inilah yang menjadi ketakutan Maria, ketika anggur kurang di pesta itu. Maria sebagai ibu, tapi sekaligus sebagai umat menunjukkan kekhawatirannya pada Sang Putra, dengan berkata ‘"Mereka kehabisan anggur." Sebagai seorang perempuan, Maria sangat peka terhadap peristiwa yang buruk jika para tamu tidak mendapat pelayanan yang selayakannya di sebuah pesta, maka Maria bertindak untuk menyatakan imannya akan ‘keIlahian’ Yesus, supaya kekhawatirannya, dijawab oleh Yesus.
Yesus, tidak mau mendahului waktu yang ditentukan oleh Bapa yang mengutus Dia ke bumi, sehingga mencoba menyela keinginan ‘ibu’Nya, bahwa belum waktuNya Dia menyatakan diri. Seorang ibu yang bijaksana akan memaknai penolakan itu sebagai tindakan yang benar, tindakan yang tidak memaksakan.
Meskipun Yesus menyela Sikap Maria, dalam ay 5. Maria menunjukkan Sensifitasnya sebagai seorang ibu. Dia tidak memakai otoritasnya sebagai ibu memaksa kehendak terhadap putranya, tapi mengenal dengan jelas siapa “Putra’nya.  Pengenalan yang begitu baik membuat Maria yakin, bahwa Yesus tidak mungkin membiarkan pesta itu amburadul, sehingga berkata kepada pelayan pesta itu, "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!". Maria memiliki iman yang sungguh-sungguh yakin akan kepedulian Yesus.
Hal kedua yang boleh kita lihat dari sikap Maria ialah keyakinannya akan doanya.  Kelebihan Maria, ketika dia menyatakan kekhawatirannya pada Tuhan, Dia percaya doanya pasti dijawab. Tidak persoalan waktunya, tapi imannya menunjukkan keyakinannya pada Tuhan.
Melalui ay 6 ini perlu kita ketahui, bahwa dalam diri manusia ada sesuatu yang diberi Tuhan untuk dipakai bagi kebaikannya. Di pesta ini juga ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung (antara 80-120 liter ). Tempayan yang biasa sebagai alat pembasuhan justru menjadi cara Tuhan menjawab keyakinan Maria, di mana dalam ay 7, Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan mereka pun mengisinya sampai penuh.
  Ay. 7. Yesus juga mengajar manusia untuk bekerja keras dalam meraih anugerah Tuhan. Tidak cukup hanya iman Maria, tapi juga usaha dan kerja manusia, sebab kerja adalah panggilan untuk umat. Maka untuk merealisasikan doa-doa kita, kita juga perlu bekerja, sehingga Martin Luther berkata, ‘bekerja sambil berdoa’. Yakobus mengistilahkannya, bahwa doa tanpa perbuatan adalah mati
  Ay 10. Ketika anggur itu disuguhkan, semua juga berpikir dengan kemampuan kemanusiaan, sehingga ketika anggur yang baik disuguhkan terakhir, itu dianggap suatu yang aneh. Artinya, di zaman kita ini sering kita melihat keanehan akan seseorang yang melakukan kebaikan di tengah banyaknya ketidakbaikan. Tapi Yesus berani dan selalu tampil beda, Dia selalu menyuguhkan yang terbaik bagi semua. Tuhan memberi berkat terbaik bagi semua, tapi kita sulit untuk memberi yang terbaik bagi sesama, karena kita sulit membagi anggur-anggur yang kita terima dari Tuhan untuk dinikmati orang lain. Kita menerima banyak, tapi sulit memberi.
Kesimpulan
·         Apapun alasan, haruslah kita hadirkan Yesus dan Maria didalam kehidupan dan keluarga kita.
·         Tidak selamanya jalan itu mulus dan rata, namun terkadang ada mendaki dan bebatuan, artinya walaupun Yesus ada disana tidak terlepas menemui masalah, ada kendala – kendala yang dihadapi. Lihat murid – murid berlayar bersama Yesus di Danau Galilea, ada angin dan gelombang ( Markus 4 : 35 – 40).
·         Ada masalah nyatakan pada Yesus, itulah kekuatan bagi kita, yang penting ada Yesus tempat curhat, tempat mengungkapkan hal – hal yang menyakitkan dan beban berat (Mat 11 : 28). Itulah Ibu Yesus mengungkapkan kehabisan air anggur itu habis. Semua manusia punya beban, punya persoalan namun kita berterima kasih ada Yesus dalam masalah kita.
·         Dengarkan dan lakukanlah apa yang diperintahkan oleh Yesus, Yesus tidak akan mempermalukan setiap orang percaya dan menuruti kehendakNya.
·         Orang yang mendengarkan dan melakukan kehendak Yesus pasti akan membagi – bagi yang terbaik, terbaik baginya dan bagi orang lain dan menyenang-kan hati orang lain, itulah pekerjaan Pelayan. Kita adalah pelayan – pelayan untuk melakukan kehendak Tuhan dan menyuka citakan hati orang lain. Itulah pelayan – pelayan, kata Yesus “ Aku datang bukan untuk dilayani namun untuk melayani ( Mat 29 : 28 )

·         Orang yang berharap pada Yesus tidak pernah dipermalukan, bahkan juga tidak mempermalukan orang Yesus. Itulah Ibu Yesus dan para pelayan. Pelayan itu dalam pesta di Kana tersebut Yesus beri jalan keluar / solusi. Ingat Tuhan Yesus akan menjadi penolong bagi kita, orang yang percaya padaNya